Langsung ke konten utama

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Elastisitas adalah rasio kenaikan persentase perubahan dari satu variabel dengan kenaikan persentase
perubahan variabel lainnya.

Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan menghitung  perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang memengaruhinya.

Elastisitas permintaan yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand). Adapun elastisitas permintaan yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity) dan jika dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).

a. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas harga permintaan (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah jika harganya berubah sebesar satu persen. Angka elastisitas harga permintaan bernilai negatif, Ep = –2 memiliki arti, jika harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang tersebut turun 2%. Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastik permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan Ep = –2.
Koefisien Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
  1. Inelastik (Ep < 1) : Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Jika harga naik 10%, menyebabkan per mintaan barang turun sebesar 6%. Permintaan barang kebutuhan pokok umumnya inelastik, misalnya perubahan harga beras di Indonesia.
  2. Elastik (Ep > 1) : Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastik jika per ubahan harga suatu barang menyebabkan perubahan permin taan yang besar. Misalnya, jika harga turun 10%, menyebabkan permintaan barang naik 20%. Oleh karena itu, nilai Ep lebih besar daripada satu.
  3. Elastik Uniter (Ep = 1) : Jika harga naik 10%, permintaan barang turun 10%.
  4. Inelastik Sempurna (Ep = 0) : Berapa pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan. Contohnya permintaan garam.
  5. Elastik Sempurna (Ep = ) : Perubahan harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas titik digunakan jika peruhahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati 0, tetapi konsep ini kurang akurat jika perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat jika diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.

Dengan demikian, dalam suatu kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya berbeda-beda pada berbagai tingkat harga.

b. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen. Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dan barang Y. Jika nilai Ec > 0, barang X merupakan substitusi barang Y. Kenaikan harga barang Y menyebabkan harga barang X relatif lebih murah, sehingga permintaan terhadap barang X meningkat (substitusi). Misalnya, harga bensin jenis premium mengalami kenaikan, maka permintaan terhadap bensin jenis pertamax mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan harga premium
dirasakan relatif lebih mahal.
Nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan barang X dan barang Y adalah komplementer. Barang X hanya bisa digunakan bersama-sama barang Y. Penambahan atau pengurangan terhadap X, menyebabkan penambahan atau pengurangan terhadap Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun. Misalkan, jika harga BBM naik, dapat diprediksi permintaan terhadap mobil akan berkurang.

c. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Elastisitas pendapatan (Ei) mengukur berapa persen perubahan permintaan terhadap suatu barang (ωQ) jika pendapatan berubah (ΔI) sebesar satu persen. Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya semakin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Barang dengan nilai 0 < Ei < 1, barang tersebut merupa kan kebutuhan pokok (essential goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius goods). Adapun barang dengan nilai Ei < 0 merupakan barang inferior (inferior goods). Permintaan terhadap barang tersebut akan menurun pada saat pendapatan nyata meningkat.

Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, jika harga barang berubah satu persen. Elastisitas penawaran juga dapat dihubungkan dengan faktorfaktor atau variabel lain yang dianggap memengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan harga bahan antara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS

Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS,  Untuk melakukan uji kualitas model pengukuran, caranya adalah:  Klik menu Calculate  => PLS Algoritm (lihat pada bagian yang dilingkari  pada gambar dibawah ini !) Setelah itu, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.  Selanjutnya, pilih (klik) Start Calculation. Setelah proses Calculation selesai, maka akan keluar hasil pengujian kualitas model pengukuran (lihat gambar di bawah ini !). Penyimpulan mengenai kualitas model pengukuran mengacu pada rule of  tumbs berikut ini: Pada gambar di bawah ini nampak hasil outer loadings (di SPSS diistilahkan  dengan Factor Loadings ) digunakan untuk mengukur validitas konvergen  dari model pengukuran (instrumen). Pada kasus ini, hasil uji outer loadings menunjukkan skor yang rendah pada variabel AKT (Akuntabilitas) yaitu  kurang dari rule of tumbs 0,70 (Chin, 1998). Skor kurang dari 0,70 juga  nampak pada konstruk KMUK4 dan KSI...

Cara Uji Validitas dengan Corrected Item-Total Correlations SPSS

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Teknik uji validitas item dengan teknik Corrected ItemTotal Correlation , yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah dihitung secara otomatis.    Cara Uji Validitas Metode Analisis Faktor (KMO) dengan SPSS Kemudian pengujian sign...

Rumus Fungsi If Dengan Conditional Formatting di Excel

Fungsi if merupakan fungsi yang sering digunakan pada aplikasi ms.excel untuk mendapatkan nilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kadangkala kita ingin menambahkan warna-warna atau simbol-simbol tertentu pada setiap nilai yang dikembalikan dengan fungsi if. Untuk memberikan perbedaan ini, kita dapat menggunakan tools conditional formatting pada fungsi if tersebut. Mencari Nilai Dengan Fungsi If Sebelum menambahkan style pada hasil dari fungsi if, berikut ini adalah sebuah contoh data mencari score dengan fungsi if. Nilai score pada kolom E, merupakan nilai berdasarkan persentase pencapaian yang didapat pada kolom D berdasarkan nilai-nilai pada tabel pertama (A1:B4) Ketentuan score pada kolom E berdasarkan tabel pertama adalah : Jika nilai pada kolom D adalah lebih kecil dari 75%, maka akan mendapat score 1. Jika nilai pada kolom D antar 75% sampai 100%, maka akan mendapat score 2. Dan Jika nilai pada kolom D lebih besar dari 100%, maka akan mendapatkan score 3. If Dan Conditional F...