Langsung ke konten utama

Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS

Uji chi square untuk kasus satu sampel merupakan uji kebaikan sesuai (goodness of fit) artinya uji tersebut dapat digunakan untuk menguji apakah kesesuaian yang nyata antara banyaknya atau frekuensi yang diamati (observed) dengan banyaknya atau frekuensi objek yang diharapkan (expected) dalam tiap- tiap kategori. Banyaknya kategori bisa dua atau lebih. Derajat bebas untuk chi square adalah db = k -1.

Uji goodness of fit pada prinsipnya bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah distribusi data dari sampel mengikuti sebuah distribusi teoritis tertentu atau tidak. Sebagai contoh, jika sebuah dadu dilempar, maka kemungkinan mendapat mata dadu 5 adalah 1/6, juga kemungkinan untuk angka yang lain. Ini yang disebut distribusi teoritis sebuah dadu, karena terdiri atas 6 mata dadu yang mempunyai kemungkinan seimbang untuk muncul dalam sekali pelemparan. Seandainya dilakukan pelemparan 120 kali, seharusnya setiap mata dadu secara teoritis akan muncul masing-masing 1/6 x 120 = 20 kali (angka 1 muncul 20 kali, angka 2 muncul 20 kali, dan seterusnya). Namun, tentu kenyataannya tidak persis sama, bisa saja angka 1 muncul hanya 10 kali, tapi angka 3 muncul 24 kali, dan kemungkinan lain. Untuk mengetahui apakah kenyataan tersebut masih bisa dianggap selaras (fit) dengan distribusi teoritis, digunakan uji goodness of fitDengan demikian, goodness of fit akan membandingkan dua distribusi data, yaitu yang teoritis (frekuensi harapan) dan yang sesuai dengan kenyataan (frekuensi observasi). Uji ini hampir sama dengan uji Binomial, hanya saja jika pada binomial ada dua kemungkinan jawaban, pada uji goodness of fit ada lebih dari dua kemungkinan.

Contoh: Seorang manajer pemasaran “Citra Rasa” selama ini menganggap bahwa konsumen sama-sama menyukai tiga warna kemasan roti rasa durian yang diproduksi yaitu putih, hijau dan kuning. Untuk mengetahui apakah pendapat manajer tersebut benar, kepada 12 orang responden ditanya warna kemasan roti durian yang paling disukai. Berikut data kuesioner tersebut:  
Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS
Langkah-langkah Uji Chi-Square dengan SPSS:
Input data di atas ke dalam SPSS.Pada kolom Name ketik Nama dan Warna. 
Pada kolom Type variabel Nama pilih String.Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0.Pada kolom Align isikan Center.Pada kolom Value variabel Warna isikan 1 = Putih, 2 = Hijau dan 3 = Kuning.Pada kolom Measure isikan Nominal.Untuk kolom-kolom lainnya biarkan saja (isian default).
Klik tab sheet Variable View pada SPSS data editor dan ketik/copy data sebagai berikut:
Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS
Selanjutanya klik Analyze => Nonparametrik Test => Legacy Dialogs => Chisquare.
Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS
Akan muncul kotak dialog Chi-square Test, masukan variabel Warna pada kotak Test Variable List.
Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS
Muncul output SPSS viewer menampilkan hasil sebagai berikut ini.
Cara Uji Chi Square Menggunakan SPSS
Membandingkan Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel. Pada output Test Statistics diperoleh angka Chi-Square hitung adalah 0,500, sedangkan nilai Chi-Square tabel adalah 5,991 (α = 0,05, di =
jumlah baris – 1 = 3 – 1 = 2). Karena Chi-Square hitung < Chi-Square tabel Ho diterima.
 

Membandingkan probabilitas (P-Value/ Sig.) dengan α. Karena angka pada kolom Exact Sig. adalah 0,779 > 0,05 maha Ho diterima 

Kedua cara tersebut menghasilkan keputusan yang sama, yaitu Ho diterima. Hal ini berarti konsumen menyukai ketiga warna kemasan secara proporsional dalam arti tidak ada warna yang lebih disukai dari lainnya. Walaupun dalam sampel warna putih paling sedikit peminatnya, dan warna kuning paling banyak disukai, namun setelah diuji dengan Chi-Square ternyata distribusi sampel tersebut masih sesuai dengan distribusi teoritis (yang seharusnya), yaitu warna disukai secara merata.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS

Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS,  Untuk melakukan uji kualitas model pengukuran, caranya adalah:  Klik menu Calculate  => PLS Algoritm (lihat pada bagian yang dilingkari  pada gambar dibawah ini !) Setelah itu, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.  Selanjutnya, pilih (klik) Start Calculation. Setelah proses Calculation selesai, maka akan keluar hasil pengujian kualitas model pengukuran (lihat gambar di bawah ini !). Penyimpulan mengenai kualitas model pengukuran mengacu pada rule of  tumbs berikut ini: Pada gambar di bawah ini nampak hasil outer loadings (di SPSS diistilahkan  dengan Factor Loadings ) digunakan untuk mengukur validitas konvergen  dari model pengukuran (instrumen). Pada kasus ini, hasil uji outer loadings menunjukkan skor yang rendah pada variabel AKT (Akuntabilitas) yaitu  kurang dari rule of tumbs 0,70 (Chin, 1998). Skor kurang dari 0,70 juga  nampak pada konstruk KMUK4 dan KSI...

Cara Uji Validitas dengan Corrected Item-Total Correlations SPSS

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Teknik uji validitas item dengan teknik Corrected ItemTotal Correlation , yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah dihitung secara otomatis.    Cara Uji Validitas Metode Analisis Faktor (KMO) dengan SPSS Kemudian pengujian sign...

Rumus Fungsi If Dengan Conditional Formatting di Excel

Fungsi if merupakan fungsi yang sering digunakan pada aplikasi ms.excel untuk mendapatkan nilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kadangkala kita ingin menambahkan warna-warna atau simbol-simbol tertentu pada setiap nilai yang dikembalikan dengan fungsi if. Untuk memberikan perbedaan ini, kita dapat menggunakan tools conditional formatting pada fungsi if tersebut. Mencari Nilai Dengan Fungsi If Sebelum menambahkan style pada hasil dari fungsi if, berikut ini adalah sebuah contoh data mencari score dengan fungsi if. Nilai score pada kolom E, merupakan nilai berdasarkan persentase pencapaian yang didapat pada kolom D berdasarkan nilai-nilai pada tabel pertama (A1:B4) Ketentuan score pada kolom E berdasarkan tabel pertama adalah : Jika nilai pada kolom D adalah lebih kecil dari 75%, maka akan mendapat score 1. Jika nilai pada kolom D antar 75% sampai 100%, maka akan mendapat score 2. Dan Jika nilai pada kolom D lebih besar dari 100%, maka akan mendapatkan score 3. If Dan Conditional F...