Proses pengujian hipotesis dengan model yang menyertakan variabel pemediasi (intervening) sebenarnya tidak jauh berbeda dengan proses pengujian hipotesis dengan model sederhana, seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Proses yang dimaksud yaitu:
- Menyiapkan data dalam file Microsoft excel dengan format CSV (comma delimited).
- Membuka program (software) SmartPLS
- Membuat new project
- Meng-import data yang sudah disiapkan (poin 1)
- Menggambar model penelitian yang terdiri dari beberapa variabel laten
- Memasukkan data kuesioner (indikator) ke dalam variabel laten
- Melakukan pengujian kualitas model pengukuran (PLS algoritm)
- Melakukan pengujian hipotesis (bootstrapping)
Pertama-tama, buatlah gambar model penelitian sesuai dengan yang dirumuskan pada proposal penelitian. Pada contoh kasus ini, model yang dibuat berdasrkan pada tiga hipotesis berikut:
- H1 : Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas (AKT)
- H2: Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) berpengaruh positif terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK)
- H3: Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) berpengaruh positif terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK) melalui Akuntabilitas (AKT)
Hipotesis 1 dan 2 adalah hubungan langsung variabel independen terhadap variabel dependen / efek utama, sedangkan Hipotesis 3 adalah hubungan tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen /indirect effect/ efek mediasi. Mengacu pada Baron dan Kenney (1986) sebagaimana dikutip Hartono dan Abdillah (2014), pengujian efek dari variabel pemediasi dapat dilakukan jika efek utama variabel independen terhadap variabel dependen adalah signifikan. Jika hal tersebut tidak terpenuhi, maka pengujian efek mediasi tidak perlu dilanjutkan karena biasanya hasilnya pasti tidak signifikan. Asumsi ini juga berlaku untuk pengujian pada model yang terdapat variabel pemoderasi (moderating) di dalamnya. Setelah model penelitian selesai digambar, masukkan indikator-indikator pengukuran variabel seperti gambar di bawah ini
Setelah model selesai dibuat dengan sempurna (sebagaimana gambar di atas), maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kualitas model pengukuran (instrumen) penelitian dengan cara:
Klik menu Calculate => PLS Algoritm => Start Calculation
Kemudian lihat kualitas validitas konvergen, validitas diskriminan, dan reliabilitas pada menu-menu yang ada pada hasil uji model pengukuran sebagaimana contoh kasus pengujian hipotesis pada model sederhana yang dijelaskan di pembahasan sebelumnya. Pada contoh kasus berikut, diasumsikan model pengukuran memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis dengan cara:
Klik menu Calculate => Bootstrapping => Start Calculation
Untuk melihat hasil uji hipotesis efek utama, dapat dilakukan dengan mengklik menu “Path Coefficients”.
Dari hasil analisis statistic menggunakan PLS, dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas (AKT) (H1 terdukung) dan juga terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK) (H2 terdukung) dengan p-value < 0,05 yakni masingmasing 0,000 dan 0,015. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asumsi efek utama variabel independen tehadap variabel dependen harus signifikan telah terpenuhi, sehingga uji efek mediasi dapat dilakukan (Baron dan Kenney, 1986).
Untuk melihat hasil uji hipotesis efek mediasi, dapat dilakukan dengan mengklik menu “Inderect Effects”.
Dari hasil analisis PLS, ditemukan bahwa Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) berpengaruh positif terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK) melalui Akuntabilitas (AKT) dengan signifkansi sebesar 0,030 atau <0,05. Selanjutnya untuk mengetahui apakah mediasi ini bersifat mediasi penuh atau semu (fully mediating or quasi-meadiating), dapat dilakukan dengan mengklik menu “Total Effects”.
Dari hasil analisis total effects menggunakan PLS sebagaimana gambar di atas, ditemukan bahwa hubungan Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK) masih signifikan dengan p-value 0,000 (<0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mediasi ini hanya bersifat semu (quasi-mediating). Mediasi penuh (fully mediating) terjadi jika pada total effects ditemukan hubungan Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja (PSPK) terhadap Penggunaan Informasi Kinerja (PIK) menjadi tidak signifikan.