Langsung ke konten utama

Kimia - Muatan Formal dan Struktur Lewis

 Dengan membandingkan jumlah elektron pada suatu atom bebas dengan jumlah elektron yang terkait dengan atom tersebut dalam struktur Lewis, kita dapat menentukan distribusi elektron dalam molekul dan menggambarkan struktur Lewisnya yang paling mungkin. Prosedurnya sebagai berikut: dalam keadaan bebas, jumlah elektron yang dimiliki oleh suatu atom sama dengan jumlah elektron valensinya. (Seperti biasa, kita tidak perlu memperhatikan elektron-elektron bagian dalam). Didalam molekul, elektron yang dimiliki oleh suatu atom adalah elektron-elektron bebas pada atom tersebut ditambah pasangan elektron ikatan diantara atom tersebut dengan atom yang lain. Tetapi, karena pasangan elektron ikatan digunakan bersama oleh atom-atom yang berikatan maka jumlah elektron pada pasangan elektron ikatan harus dibagi secara merata diantara atom-atom yang membentuk ikatan tersebut. Muatan formal (formal charge) suatu atom adalah jumlah elektron valensi dalam atom bebas dikurangi jumlah elektron yang dimiliki oleh atom tersebut di dalam struktur Lewis.

Untuk menentukan jumlah elektron atom dalam struktur Lewis, aturan berikut:
1.    Semua elektron non-ikatan dalam atom tersebut dinyatakan milik atom itu.
2.    Kita membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom yang lain dan menyatakan separuh elektron ikatannya sebagai milik atom tersebut.
Konsep muatan formal dapat diilustrasikan dengan menggunakan molekul ozon (O3) sebagai contoh. Dengan mengikuti tahapan, kita bisa menggambarkan struktur Lewis untuk O3:


Muatan formal pada setiap atom dalam O3 sekarang dapat dihitung menurut skema berikut:
dimana garis merah bergelombang menyatakan pemutusan ikatan. Perhatikan bahwa pemutusan ikatan tunggal menghasilkan transfer satu elektron, pemutusan ikatan rangkap dua mengasilkan transfer dua elektron untuk masing-masing atom dalam ikatan dan seterusnya. Jadi muatan formal untuk atom-atom dalam O3 adalah:
Untuk muatan positif satu dan muatan negatif satu, biasanya penulisan angka 1 diabaikan.
Aturan berikut dapat membantu Anda dalam penulisan muatan formal:
  1. Untuk molekul netral, jumlah muatan formal harus nol, karena merupakan spesi netral. (Aturan ini berlaku, misalnya pada molekul O3.)
  2. Untuk kation, jumlah muatan formal harus sama dengan muatan positifnya.
  3. Untuk anion, jumlah muatan formal harus sama dengan muatan negatifnya.
Ingatlah bahwa molekul formal tidak menyatakan pemisahan muatan yang sebenarnya di dalam molekul. Dalam molekul ozon misalnya, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa atom O pusat bermuatan 1+ atau salah satu atom O ujung bermuatan 1-. Penulisan muatan-muatan ini pada atom dalam struktur dalam Lewis hanya membantu kita untuk melihat elektron valensi dalam molekul.
Kadang-kadang terdapat lebih dari satu struktur Lewis yang mungkin untuk spesi tertentu. Pada kasus seperti ini, muatan formal dapat membantu kita untuk memiliki struktur Lewis yang lebih disukai dan petunjuknya adalah sebagai berikut:
  1. Pada molekul netral, struktur Lewis tanpa muatan formal lebih disukai dari struktur dengan muatan formal.
  2. Struktur Lewis dengan muatan formal yang besar (2+, 3+, dan/atau 2-, 3-, dan seterusnya) kurang disukai daripada struktur dengan mutan formal yang kecil.
  3. Di antara struktur Lewis dengan distribusi mauatan formal yang serupa, struktur yang paling disukai adalah struktur yang muatan negatifnya berada pada atom yang lebih elektronegatif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS

Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS,  Untuk melakukan uji kualitas model pengukuran, caranya adalah:  Klik menu Calculate  => PLS Algoritm (lihat pada bagian yang dilingkari  pada gambar dibawah ini !) Setelah itu, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.  Selanjutnya, pilih (klik) Start Calculation. Setelah proses Calculation selesai, maka akan keluar hasil pengujian kualitas model pengukuran (lihat gambar di bawah ini !). Penyimpulan mengenai kualitas model pengukuran mengacu pada rule of  tumbs berikut ini: Pada gambar di bawah ini nampak hasil outer loadings (di SPSS diistilahkan  dengan Factor Loadings ) digunakan untuk mengukur validitas konvergen  dari model pengukuran (instrumen). Pada kasus ini, hasil uji outer loadings menunjukkan skor yang rendah pada variabel AKT (Akuntabilitas) yaitu  kurang dari rule of tumbs 0,70 (Chin, 1998). Skor kurang dari 0,70 juga  nampak pada konstruk KMUK4 dan KSI...

Cara Uji Validitas dengan Corrected Item-Total Correlations SPSS

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Teknik uji validitas item dengan teknik Corrected ItemTotal Correlation , yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah dihitung secara otomatis.    Cara Uji Validitas Metode Analisis Faktor (KMO) dengan SPSS Kemudian pengujian sign...

Rumus Fungsi If Dengan Conditional Formatting di Excel

Fungsi if merupakan fungsi yang sering digunakan pada aplikasi ms.excel untuk mendapatkan nilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kadangkala kita ingin menambahkan warna-warna atau simbol-simbol tertentu pada setiap nilai yang dikembalikan dengan fungsi if. Untuk memberikan perbedaan ini, kita dapat menggunakan tools conditional formatting pada fungsi if tersebut. Mencari Nilai Dengan Fungsi If Sebelum menambahkan style pada hasil dari fungsi if, berikut ini adalah sebuah contoh data mencari score dengan fungsi if. Nilai score pada kolom E, merupakan nilai berdasarkan persentase pencapaian yang didapat pada kolom D berdasarkan nilai-nilai pada tabel pertama (A1:B4) Ketentuan score pada kolom E berdasarkan tabel pertama adalah : Jika nilai pada kolom D adalah lebih kecil dari 75%, maka akan mendapat score 1. Jika nilai pada kolom D antar 75% sampai 100%, maka akan mendapat score 2. Dan Jika nilai pada kolom D lebih besar dari 100%, maka akan mendapatkan score 3. If Dan Conditional F...