Langsung ke konten utama

Pengertian Konsep Resonansi dan Penjelasannya

 Ketika menggambar struktur Lewis untuk ozon (O3) aturan oktet untuk atom O pusat dipenuhi dengan menempatkan ikatan rangkap dua di antara atom O pusat dan salah satu dari dua atom O ujung. Kenyataannya, kita dapat meletakkan ikatan rangkap dua tersebut pada salah satu ujung molekul, oleh kedua struktur Lewis yang ekuivalen berikut:

Konsep Resonansi
Tetapi, kedua struktur Lewis ini tidak dapat menjelaskan panjang ikatan yang sudah diketahui dalam O3.
Berdasarkan strukur di atas, ikatan O­­—O dalam Odiperkirakan akan lebih panjang daripada ikatan O=O, karena ikatan rangkap dua telah diketahui lebih pendek dibandingkan ikatan tunggal. Tetapi data percobaan menunjukkan bahwa panjang kedua ikatan oksigen-dengan-oksigen adalah sama panjang (128 pm). Masalah ini diatasi dengan menggunakan kedua struktur Lewis untuk menyatakan molekul ozon:
Konsep Resonansi

Kedua struktur itu masing-masing disebut sebagai struktur resonansi (resonance structure). Dengan demikian, struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Tanda panah dua arah menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan struktur resonansi.

Istilah resonansi berarti penggunaan dua atau lebih struktur Lewis untuk menggambarkan molekul tertentu. Seperti seorang Eropa pada abad pertengahan yang melakukan perjalanan ke Afrika, yang menjelaskan bahwa badak adalah hasil persilangan antara griffin dan unicorn, dua binatang yang terkenal tetapi hanya khayalan, kita menggambarkan ozon yang merupakan molekul nyata, dalam dua struktur yang terkenal tetapi tidak nyata.
Resonansi sering disalahartikan dengan mengatakan bahwa molekul seperti ozon berpindah-pindah secara cepat dari struktur resonansi satu ke struktur resonansi yang lain. Harus diingat bahwa tidak satu pun dari struktur resonansi yang diberikan dapat menggambarkan secara tepat struktur molekul yang sesungguhnya, yang merupakan struktur tersendiri yang unik dan stabil. “Resonansi” adalah ciptaan manusia, yang disusun untuk mengatasi keterbatasan model ikatan yang sederhana ini. Contoh lain dari resonansi adalah ion karbonat,
Berdasarkan data percobaan, semua ikatan karbon-dengan-oksigen dalam CO32- sama panjang (identik), sehingga sifat-sifat ion karbonat akan lebih baik dijelaskan dalam menggunakan ketiga struktur resonansi di atas.
       Konsep resonansi juga berlaku dengan baik untuk senyawa-senyawa organik. Contoh yang baik adalah molekul benzena (C6H6):
Konsep Resonansi
Jika salah satu dari struktur resonansi di atas terkait dengan struktur benzena yang sesungguhnya, maka akan terdapat dua panjang ikatan yang berbeda antara atom-atom C yang berdekatan, satu ikatan dengan panjang ikatan yang khas untuk ikatan tunggal dan satu ikatan dengan panjang ikatan yang khas untuk ikatan rangkap dua. Kenyataannya, semua atom C yang berdekatan pada benzena panjanganya 140 pm, yang lebih pendek dari ikatan tunggal, C—C (154 pm) dan lebih panjang dari ikatan rangkap dua , C=C (133 pm).
     Cara sederhana untuk menggambarkan struktur molekul benzena dan senyawa lain yang mengandung “cincin benzena” adalah dengan menggambarkan hanya kerangkanya saja tanpa atom C dan H. Berdasarkan kesepakatan ini, struktur resonansinya digambarkan dengan:
Konsep Resonansi
Perhatikan bahwa atom-aton C di setiap sudut segi enam tersebut dan atom-atom H yang ada tidak ditunjukkan, walaupun sebenarnya atom-atom tersebut ada. Hanya ikatan antara atom-atom yang ditunjukkan.
Harap diingat ini merupakan anatara penting untuk menggambarkan struktur resonansi: Posisi elektron dapat diubah-ubah untuk menghasilkan struktur resonansi yang lain, tanpa mengubah posisi atom-atomnya. Dengan kata lain, atom-atom yang saling berikatan harus tetap dalam semua struktur resonansi untuk satu spesi tertentu.
Akhirnya, perhatikan bahwa walaupun suatu ion atau senyawa dapat digambarkan secara lebih akurat dengan menyertakan semua struktur resonansinya, tetapi supaya sederhana biasanya hanya satu struktur Lewis saja yang dipergunakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS

Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS,  Untuk melakukan uji kualitas model pengukuran, caranya adalah:  Klik menu Calculate  => PLS Algoritm (lihat pada bagian yang dilingkari  pada gambar dibawah ini !) Setelah itu, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.  Selanjutnya, pilih (klik) Start Calculation. Setelah proses Calculation selesai, maka akan keluar hasil pengujian kualitas model pengukuran (lihat gambar di bawah ini !). Penyimpulan mengenai kualitas model pengukuran mengacu pada rule of  tumbs berikut ini: Pada gambar di bawah ini nampak hasil outer loadings (di SPSS diistilahkan  dengan Factor Loadings ) digunakan untuk mengukur validitas konvergen  dari model pengukuran (instrumen). Pada kasus ini, hasil uji outer loadings menunjukkan skor yang rendah pada variabel AKT (Akuntabilitas) yaitu  kurang dari rule of tumbs 0,70 (Chin, 1998). Skor kurang dari 0,70 juga  nampak pada konstruk KMUK4 dan KSI...

Cara Uji Validitas dengan Corrected Item-Total Correlations SPSS

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Teknik uji validitas item dengan teknik Corrected ItemTotal Correlation , yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah dihitung secara otomatis.    Cara Uji Validitas Metode Analisis Faktor (KMO) dengan SPSS Kemudian pengujian sign...

Rumus Fungsi If Dengan Conditional Formatting di Excel

Fungsi if merupakan fungsi yang sering digunakan pada aplikasi ms.excel untuk mendapatkan nilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kadangkala kita ingin menambahkan warna-warna atau simbol-simbol tertentu pada setiap nilai yang dikembalikan dengan fungsi if. Untuk memberikan perbedaan ini, kita dapat menggunakan tools conditional formatting pada fungsi if tersebut. Mencari Nilai Dengan Fungsi If Sebelum menambahkan style pada hasil dari fungsi if, berikut ini adalah sebuah contoh data mencari score dengan fungsi if. Nilai score pada kolom E, merupakan nilai berdasarkan persentase pencapaian yang didapat pada kolom D berdasarkan nilai-nilai pada tabel pertama (A1:B4) Ketentuan score pada kolom E berdasarkan tabel pertama adalah : Jika nilai pada kolom D adalah lebih kecil dari 75%, maka akan mendapat score 1. Jika nilai pada kolom D antar 75% sampai 100%, maka akan mendapat score 2. Dan Jika nilai pada kolom D lebih besar dari 100%, maka akan mendapatkan score 3. If Dan Conditional F...