Langsung ke konten utama

Prinsip Kerja dan Kalor, Rumus dan Contohnya

 Kita telah melihat bahwa kerja dapat didefinisikan sebagai gaya dikalikan dengan jarak d:

W = F.d
Dalam termodinamika, kerja mempunyai arti yang lebih luas yang mencakup kerja mekanis (misalnya, mobil derek menarik mobil mogok), kerja listrik (baterai menyediakan elektron untuk bola lampu atau senter), dan seterusnya. Dalam subab ini kita akan memusatkan perhatian pada kerja mekanis.
Contoh yang berguna tentang kerja mekanis adalah pemuaian gas (Gambar 6.5) anggaplah suatu gas berada dalam tabung yang tertutup piston yang dapat bergerak tetapi tidak mempunyai berat dan gesekan, pada suhu, tekanan dan volume tertentu. Ketika memuai, gas tersebut mendorong piston keatas melawan tekanan atmosfer luar P. kerja yang dilakukan oleh: 
= -P∆V
Dengan ∆V, perubahan volume, diberikan oleh Vf - Vi. Tanda minus pada persamaan di atas dibuat agar mengikuti kesepakatan untuk w. Untuk pemuaian gas, ∆V > 0, sehingga -P∆V bernilai negatif. Untuk pemampatan gas (kerja dilakukan pada sistem), ∆V < 0, dan -P∆V bernilai positif.
Prinsip Kerja dan Kalor, Rumus dan Contohnya
Figure 6.5 The expansion of a gas against a constant external pressure (such as atmospheric pressure). The gas is in cylinder fitted with a weightless movable piston. The work done is given by -PV. Because V >0, the work done is a negative quantity.

        Persamaan tersebut diturunkan dari fakta bahwa tekanan x volume dapat dinyatakan dengan (gaya/luas) x volume; yaitu,
(P) x (VxF/d2) x (d3) = Fd = w

Dengan adalah gaya penahan dan memiliki dimensi panjang, d2 memiliki dimensi luas, dan d3 memiliki dimensi volume. Jadi hasil kali tekanan dan volume sama dengan gaya kali jarak, atau kerja. Anda dapat melihat bahwa untuk kenaikan volume tertentu (yaitu, untuk nilai ∆V tertentu), kerja yang dilakukan bergantung pada besarnya tekanan luar P. Jika nol (yaitu, jika gas dimuaikan terhadap ruang hampa), kerja yang dilakukan juga harus nol. Jika bernilai positif, maka kerja yang dilakukan adalah -P∆V.
          Komponen lain energi dalam adalah q, kalor. Seperti kerja, kalor bukanlah fungsi keadaan. Anggaplah bahwa perubahan dapat terjadi pada suatu sistem dengan dua cara. Pada kasus pertama, kerja yang dilakukan adalah nol, sehingga
E  =  q1 + w1
       =  q1
Pada kasus kedua, kerja dilakukan dan kalor dipindahkan, sehingga
                                                            E   q2 + w2
Karena ∆sama untuk kedua kasus (perhatikan bahwa keadaan awal dan kadaan akhir adalah sama untuk kedua kasus), maka q1 ≠ q2. Contoh sederhana ini menunjukan bahwa kalor yang berkaitan dengan suatu proses, seperti kerja, bergantung pada bagaimana proses itu berjalan; yaitu, kita tidak boleh menulis ∆qf - qi. Penting untuk diperhatikan bahwa walaupun kerja maupun kalor bukan merupakan fungsi keadaan, jumlahnya (q+w) sama dengan ∆E dan, seperti kita lihat sebelumnya, E adalah fungsi keadaan.
         Secara ringkas, kalor dan kerja bukan merupakan fungsi keadaan karena keduanya bukan merupakan sifat-sifat sistem. Kalor dan kerja muncul hanya selama suatu proses berlangsung (selama perubahan). Jadi nilainya bergantung pada lintasan proses dan dapat bervariasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS

Uji Kelayakan Model Goodness of fit Pada SmartPLS,  Untuk melakukan uji kualitas model pengukuran, caranya adalah:  Klik menu Calculate  => PLS Algoritm (lihat pada bagian yang dilingkari  pada gambar dibawah ini !) Setelah itu, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.  Selanjutnya, pilih (klik) Start Calculation. Setelah proses Calculation selesai, maka akan keluar hasil pengujian kualitas model pengukuran (lihat gambar di bawah ini !). Penyimpulan mengenai kualitas model pengukuran mengacu pada rule of  tumbs berikut ini: Pada gambar di bawah ini nampak hasil outer loadings (di SPSS diistilahkan  dengan Factor Loadings ) digunakan untuk mengukur validitas konvergen  dari model pengukuran (instrumen). Pada kasus ini, hasil uji outer loadings menunjukkan skor yang rendah pada variabel AKT (Akuntabilitas) yaitu  kurang dari rule of tumbs 0,70 (Chin, 1998). Skor kurang dari 0,70 juga  nampak pada konstruk KMUK4 dan KSI...

Cara Uji Validitas dengan Corrected Item-Total Correlations SPSS

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang ditujukan kepada responden dengan menggunakan bentuk kuesioner dengan tujuan untuk mengungkap sesuatu. Teknik uji validitas item dengan teknik Corrected ItemTotal Correlation , yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena sudah dihitung secara otomatis.    Cara Uji Validitas Metode Analisis Faktor (KMO) dengan SPSS Kemudian pengujian sign...

Rumus Fungsi If Dengan Conditional Formatting di Excel

Fungsi if merupakan fungsi yang sering digunakan pada aplikasi ms.excel untuk mendapatkan nilai berdasarkan kriteria yang ditentukan. Kadangkala kita ingin menambahkan warna-warna atau simbol-simbol tertentu pada setiap nilai yang dikembalikan dengan fungsi if. Untuk memberikan perbedaan ini, kita dapat menggunakan tools conditional formatting pada fungsi if tersebut. Mencari Nilai Dengan Fungsi If Sebelum menambahkan style pada hasil dari fungsi if, berikut ini adalah sebuah contoh data mencari score dengan fungsi if. Nilai score pada kolom E, merupakan nilai berdasarkan persentase pencapaian yang didapat pada kolom D berdasarkan nilai-nilai pada tabel pertama (A1:B4) Ketentuan score pada kolom E berdasarkan tabel pertama adalah : Jika nilai pada kolom D adalah lebih kecil dari 75%, maka akan mendapat score 1. Jika nilai pada kolom D antar 75% sampai 100%, maka akan mendapat score 2. Dan Jika nilai pada kolom D lebih besar dari 100%, maka akan mendapatkan score 3. If Dan Conditional F...